Saturday, August 25, 2018

Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami Lengkap

Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami - Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk tubuh pipih lebar, cuilan punggung berwarna merahsawo dan cuilan perut berwarnakekuning-kuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan kawasan Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, lantaran ukurannya yang besar hingga mencapai berat 5 kg.

Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami

Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami Lengkap

2. SENTRA PERIKANAN
Daerah di Indonesia yang menjadi pusat perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS

Klasifikasi ikan gurame yaitu sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya bisa menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen bisa 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan yaitu jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut sanggup menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga sanggup dibentuk pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Ikan gurame sanggup tumbuh normal, jikalau lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus higienis dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  5. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan yaitu 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal yaitu antara 6-12 liter/detik. 
  6. Keasaman air (pH) yang baik yaitu antara 6,5-8.
  7. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Kolam
      Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
      1. Kolam penyimpanan induk
        Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
      2. Kolam pemijahan
        Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan yaitu suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting. 
      3. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
        Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada ketika benih ikan berukuran 3-5 cm.
      4. Kolam pembesaran
        Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini dibutuhkan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. 
      5. Kolam/tempat pemberokan
        Merupakan tempat pencucian ikan sebelum dipasarkan Adapun cara pembuatan kolam yaitu sebagai berikut:
        1. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m 2 ). 
        2. Buatlah pematangnya dengan ukuran; cuilan atas lebarnya 0,5 m, cuilan bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
        3. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, semoga gampang memasukkan dan mengeluarkan air.
        4. Cangkullah tanah dasar kolam induk semoga gembur, kemudian diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut sehabis diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar tanggapan bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibentuk miring ke arah pintu keluar air.
        5. Buatlah susukan ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar susukan itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
        6. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk sangkar yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, semoga pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji semoga kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m. 
    2. Peralatan
      Alat-alat yang biasa dipakai dalam perjuangan pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, bejana banyak sekali ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang dipakai untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain yaitu warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau adakala untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu ahad keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 
  2. Pembibitan
    1. Pemilihan Induk
      Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik yaitu sebagai berikut:
      1. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
      2. Bentuk tubuh normal (perbandingan panjang dan berat tubuh ideal).
      3. Ukuran kepala relatif kecil
      4. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
      5. Gerakan normal dan lincah.
      6. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
      7. Berumur antara 2-5 tahun.
        Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina yaitu sebagai berikut:
        • Betina
          • Dahi meninjol.
          • Dasar sirip dada jelas gelap kehitaman.
          • Dagu putih kecoklatan.
          • Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
          • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
        • Jantan
          • Dahi menonjol.
          • Dasar sirip dada jelas keputihan.
          • Dagu kuning.
          • Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
          • Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
    1. Pemeliharaan Induk
      Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m 2 ) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri masakan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi masakan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan embel-embel berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
    2. Pembenihan
      Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame yaitu sebagai berikut:
      1. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
      2. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk sangkar takaran 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari. 
      3. Tanami dasar kolam dengan tumbuhan ganggang buntut anjng
      4. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 ahad kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.
      5. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yangkemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
    3. Pemeliharaan Bibit
      Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan semenjak menetas sanggup dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan yaitu melaksanakan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air. Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang sanggup diberikan selama pemeliharaan yaitu rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan takaran 20-30% berat tubuh rata-rata. Makanan embel-embel berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan. 
  1. Pemeliharaan Pembesaran
    1. Pemeliharaan pembesaran sanggup dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
      1. Polikultur
        Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan lantaran pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
      2. Monokultur
        Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) dibutuhkan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
    2. Pemupukan
      Pemupukan sanggup dilakukan dengan materi kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan masakan alami bagi binatang peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada ketika ini pupuk yang diberikan yaitu pupuk sangkar sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan bertahap hingga mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan memakai pupuk buatan menyerupai TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
    3. Pemberian Pakan
      Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang sanggup diatur gizinya, namun di kawasan yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan masakan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian masakan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi sanggup meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya sanggup dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun. 
    4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
      Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. sehabis itu dilakukan pemupukan semoga mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
7. HAMA DAN PENYAKIT
  1. Penyakit
    Gangguan yang sanggup mengakibatkan matinya ikan yaitu penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air menyerupai adanya gas-gas beracun berupa asam sulfur atau amoniak; kerusakan tanggapan penangkapan atau kelainan tubuh lantaran keturunan. Penanggulangannya yaitu dengan mendeteksi keadaan kolam dan sikap ikan-ikan tersebut. Memang dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan banyak sekali mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, sanggup dikenali sebagai berikut:
    1. Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di cuilan dada, perut dan pangkal sirip.
    2. Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, adakala tampak semburat merah dan kelabu
    3. Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini sanggup dilakukan dengan mengangkat ikan dan melaksanakan penjemuran kolam beberapa hari semoga benalu pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan sanggup disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, sanggup dilakukan dengan memakai materi kimia diantaranya:
      1. Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
        1. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang higienis dalam kolam penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
        2. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
        3. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
        4. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang sanggup dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
      2. Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan benalu di kolam, materi tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon kemudian disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
      3. Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapat bahan-bahan kimia. Caranya:
        1. siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air higienis dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk hingga rata;
        2. ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi lantaran obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja.
        3. Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air higienis untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam;
        4. pengobatan ulang sanggup dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
  2. Hama
    Bagi benih gurame musuh yang paling utama yaitu gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan menyerupai tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya yaitu biawak, katak, ular dan majemuk burung pemangsa.
8. PANEN
  1. Penangkapan
    Pemanenan benih sanggup dilakukan sehabis benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air bertahap sementara susukan air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan menciptakan parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada ketika dipanen. Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan sehabis ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun memiliki panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat tubuh 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya sanggup mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang sanggup mengakibatkan ikan terluka. 
  2. Pembersihan
    Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya semoga ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pencucian diubahsuaikan dengan besarnya benih.
Demikian Artikel Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami Lengkap, semoga bermanfaat.

 Artikel Lainnya:

No comments:

Post a Comment