Monday, August 27, 2018

Pedoman Budidaya Tanaman Temulawak

Pedoman Budidaya Tanaman Temulawak - Pedoman Budidaya Tanaman Temulawak.

Pedoman Budidaya Tanaman Temulawak

 Perbanyakan tumbuhan temulawak dilakukan memakai rimpang Pedoman Budidaya Tanaman Temulawak

  1. Pembibitan : Perbanyakan tumbuhan temulawak dilakukan memakai rimpang-rimpangnya baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang). Keperluan rimpang induk ialah 1.500-2.000 kg/ha dan rimpang cabang sebanyak 500-700 kg/ha.
    1. Persyaratan Bibit : Rimpang untuk bibit diambil dari tumbuhan renta yang sehat berumur 10 -12 bulan.
    2. Penyiapan Bibit : Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang melekat pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.
      • Bibit rimpang induk : Rimpang induk dibelah menjadi empat belahan yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang sanggup eksklusif ditanam.
      • Bibit rimpang anak : Simpan rimpang anak yang gres diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan hingga keluar tunas baru. Penyiapan bibit sanggup pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air higienis setiap pagi/sore hari sampai.keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang mempunyai 2-3 mata tunas yang siap ditanam. Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam semoga mutu bibit tidak berkurang tanggapan penyimpanan.
    3. Pengolahan Media Tanam
      • Persiapan Lahan : Lokasi penanaman sanggup berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun temulawak sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.
      • Pembukaan Lahan : Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman lain dan gulma yang sanggup mengganggu pertumbuhan kunyit. Lahan dicangkul sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur.
      • Pembentukan Bedengan : Lahan dibuat bedengan selebar 120-200 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30-40 cm. Selain dalam bentuk bedengan, lahan sanggup juga dibuat menjadi petakan-petakan agak luas yang dikelilingi parit pemasukkan dan pembuangan air, khususnya kalau temulawak akan ditanam di isu terkini hujan.
      • Pemupukan Organik (sebelum tanam) : Pupuk sangkar matang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1-2 kg. Keperluan pupuk sangkar untuk satu hektar kebun ialah 20-25 ton alasannya ialah pada satu hektar lahan terdapat 20.000-25.000 tanaman.
      1. Teknik Penanaman
        • Penentuan Pola Tanaman : Penanaman dilakukan secara monokultur dan lebih baik dilakukan pada awal isu terkini hujan kecuali pada tempat yang mempunyai pengairan sepanjang waktu. Fase awal pertumbuhan ialah ketika dimana tumbuhan memerlukan banyak air.
        • Pembutan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang ialah 60 x 60 cm.
        • Cara Penanaman : Satu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm..
        • Perioda Tanam : Masa tanam temulawak yaitu pada awal isu terkini hujan untuk masa panen isu terkini kemarau mendatang. Penanaman pada di awal isu terkini hujan ini memungkinkan untuk suplai air yang cukup bagi tumbuhan muda yang memang sangat membutuhkan air di awal pertumbuhannya.
        1. Pemeliharaan Tanaman
          1. Penyulaman : Tanaman yang rusak/mati diganti oleh bibit yang sehat yang merupakan bibit cadangan.
          2. Penyiangan : Penyiangan rumput liar dilakukan pagi/sore hari yang tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk menghindari persaingan makanan dan air. Peyiangan pertama dan kedua dilakukan pada dua dan empat bulan sehabis tanam (bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya penyiangan sanggup dilakukan segera sehabis rumput liar tumbuh. Untuk mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan dukungan kored/cangkul dengan hati-hati.
          3. Pembubunan : Kegiatan pembubunan perlu dilakukan pada pertanaman rimpang-rimpangan untuk menunjukkan media tumbuh rimpang yang cukup baik. Pembubunan dilakukan dengan menimbun kembali area perakaran dengan tanah yang jatuh terbawa air. Pembubunan dilakukan secara rutin sehabis dilakukan penyiangan.
          4. Pemupukan :
            1. Pemupukan Organik : Pada pertanian organic yang tidak memakai materi kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organic yaitu dengan memakai pupuk kompos organic atau pupuk sangkar dilakukan lebih sering disbanding kalau kita memakai pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organic ini dilakukan pada awal pertanaman pada ketika pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos sanggup juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. Adapun takaran pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan sehabis acara penyiangan dan bersamaan dengan acara pembubunan.
            2. Pemupukan Konvensional :
              • Pemupukan Awal.Pupuk dasar yang diberikan ketika tanam ialah SP-36 sebanyak 100 kg/ha yang disebar di dalam larikan sedalam 5 cm di antara barisan tumbuhan atau dimasukkan ke dalam lubang sedalam 5 cm pada jarak 10 cm dari bibit yang gres ditanam. Larikan atau lubang pupuk kemudian ditutup dengan tanah. Sesaat sehabis pemupukan tumbuhan eksklusif disiram untuk mencegah kekeringan tunas.
              • Pemupukan Susulan : Pada waktu berumur dua bulan, tumbuhan dipupuk dengan pupuk sangkar sebanyak 0,5 kg/tanaman (10-12,5 ton/ha), 95 kg/ha urea dan 85 kg/ha KCl. Pupuk diberikan kembali pada waktu umur tumbuhan mencapai empat bulan berupa urea dan KCl dengan takaran masing-masing 40 kg/ha. Pupuk diberikan dengan cara disebarkan merata di dalam larikan pada jarak 20 cm dari pangkal batang tumbuhan kemudian ditutup dengan tanah.
          5. Pengairan dan Penyiraman : Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi/sore hari ketika tumbuhan masih berada pada masa pertumbuhan awal. Pengairan selanjutnya ditentukan oleh kondisi tanah dan iklim. Biasanya penyiraman akan lebih banyak dilakukan pada isu terkini kemarau. Untuk menjaga pertumbuhan tetap baik, tanah dihentikan berada dalam keadaan kering.
          6. Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida dilakukan kalau telah timbul tanda-tanda serangan hama penyakit.
          7. Pemulsaan : Sedapat mungkin pemulsaan dengan jerami dilakukan diawal tanam untuk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tidak gembur/padat) dan mencegah tumbuhnya gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.
        Demikian Pedoman Budidaya Tanaman Temulawak, semoga bermanfaat.

         Artikel Lainnya:

        No comments:

        Post a Comment