Wednesday, August 29, 2018

Budidaya Buah Stroberi

Budidaya Buah Stroberi - Stroberi merupakan tumbuhan buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tumbuhan stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke banyak sekali negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.

Budidaya Buah Stroberi

Stroberi merupakan tumbuhan buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili Budidaya Buah Stroberi

1. JENIS TANAMAN STROBERI
Klasifikasi botani tumbuhan stroberi yaitu sebagai berikut:

  • Divisi : Spermatophyta
  • Sub divisi : Angiospermae
  • Kelas : Dicotyledonae
  • Keluarga : Rosaceae
  • Genus : Fragaria
  • Spesies : Fragaria spp.

Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan yaitu bibit unggul yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yang sanggup ditanam di Indonesia yaitu Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang semenjak usang menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk menciptakan masakan olahan dari stroberi ibarat jam.

2. MANFAAT TANAMAN STROBERI
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai masakan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk masakan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal contohnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.

3. SENTRA PENANAMAN BUDIDAYA BUAH STROBERI
Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya buah stroberi di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) yaitu kawasan pusat pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk dikala ini, kedua wilayah tersebut yaitu pusat penanaman stroberi.

4. SYARAT TUMBUH TANAMAN STROBERI
4.1. Iklim

  • Tanaman stroberi sanggup tumbuh dengan baik di kawasan dengan curah hujan 600-700 mm/tahun.
  • Lamanya penyinaran cahaya matahari yang diharapkan dalam pertumbuhan yaitu 8–10 jam setiap harinya.
  • Stroberi yaitu tumbuhan subtropis yang sanggup menyesuaikan diri dengan baik di dataran tinggi tropis yang mempunyai temperatur 17–20 derajat C.
  • Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tumbuhan stroberi antara 80-90%.

4.2. Media Tanam

  • Jika ditanam di kebun, tanah yang diharapkan yaitu tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak materi organik, tata air dan udara baik.
  • Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun yaitu 5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot yaitu 6.5–7,0.
  • Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang disyaratkan yaitu 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus mempunyai sifat poros, gampang merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia.

4.3. Ketinggian Tempat Yang Cocok Untuk Budidaya Buah Stroberi
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut yaitu 1.000-1.500 meter dpl.

5. PEDOMAN BUDIDAYA BUAH STROBERI

5.1. Pembibitan Buah Stroberi
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.
  1. Perbanyakan dengan biji
    • Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit kemudian keringanginkan.
    • Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa adonan tanah, pasir dan pupuk sangkar (kompos) halus yang higienis (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau beling bening dan disimpan pada temperatur18-20 derajat C.
    • Persemaian disiram setiap hari, sesudah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tumbuhan telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.
  2. Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon yaitu sebagai berikut:
    • Bibit anakan : Rumpun dibongkar dengan cangkul, tumbuhan induk dibagi menjadi beberapa penggalan yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi adonan tanah, pasir dan pupuk sangkar halis (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
    • Bibit stolon : Rumpun yang dipilih telah mempunyai akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi adonan tanah, pasir dan pupuk sangkar (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
  3. Bibit untuk budidaya stroberi di polibag : Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa adonan gabah padi dan pupuk sangkar (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara hingga menghasilkan.
5.2. Pengolahan Media Tanam
  1. Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik
    • Di awal animo hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30-40 cm.
    • Keringanginkan selama 15-30 hari.
    • Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang diubahsuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang diubahsuaikan dengan lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm.
    • Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan bedengan/ guludan.
    • Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. 
    • Buat lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.
  2. Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik.
    • Di awal animo hujan, lahan diolah dengan baik dan keringanginkan 15-30 hari.
    • Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang diubahsuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang diubahsuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.
    • Keringanginkan 15 hari.
    • Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 dan 100 kg/ha KCl.
    • Siram hingga lembab.
    • Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan dan kuatkan ujung-ujungnya dengan pertolongan bambu berbentuk U.
    • Buat lubang di atas plastik seukuran bantalan kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
    • Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.
  3. Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas bedengan/guludan kemudian dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera sesudah bedengan/guludan final dibuat.
5.3. Teknik Penanaman

  • Siram polybag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya dengan hati-hati.
  • Tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar pangkal batang.
  • Untuk tumbuhan tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari takaran pupuk proposal (dosis proposal 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 dan 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman.
  • Sirami tanah di sekitar pangkal batang hingga lembab.

5.4. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tumbuhan berumur 15 hari sesudah tanam. Tanaman yang disulam yaitu yang mati atau tumbuh abnormal.
  2. Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa plastik. Mulsa yang berada di antara barisan/bedengan dicabut dan dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.
  3. Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun.
  4. Pemupukan
    • Pertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan sesudah tanam sebanyak 2/3 takaran anjuran. Pemberian dengan cara ditabur dalam larikan dangkal di antara barisan, kemudian ditutup tanah.
    • Pertanaman dengan mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jikalau pertumbuhan kurang baik. Campuran urea, SP-36 dan KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tumbuhan disiram dengan 350-500 cc larutan pupuk.
  5. Pengairan dan Penyiraman : Sampai tumbuhan berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak mengering. Pengairan sanggup dengan disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dengan air.
  6. Pemasangan Mulsa Kering : Mulsa kering dipasang seawal mungkin sesudah tanam pada bedengan/ guludan yang tidak menggunakan mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 3–5 cm dihamparkan di permukaan bedengan/guludan dan antara barisan tanaman.
6. HAMA DAN PENYAKIT BUDIDAYA BUAH STROBERI

6.1. Hama
  1. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
    • Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun.
    • Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat.
    • Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.
  2. Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.)
    • Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan.
    • Gejala: daun berbercak kuning hingga coklat, keriting, mengering dan gugur.
    • Pengendalian: dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC.
  3. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus).
    • Gejala: di penggalan tumbuhan yang digerek terdapat tepung.
    • Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
  4. Kutu putih (Pseudococcus sp.)
    • Gejala: penggalan tumbuhan yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal.
    • Pengendalian: kimia dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC.
  5. Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi)
    • Hidup di pangkal batang bahkan hingga pucuk tanaman.
    • Gejala: tumbuhan tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan kurang berbulu.
    • Pengendalian: dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G.
6.2. Penyakit
  1. Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
    • Gejala: penggalan buah membusuk dan berwarna coklat kemudian mengering.
    • Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.
  2. Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks)
    • Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu.
    • Pengendalian: dengan fungisida berbahan aktif tembaga ibarat Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
  3. Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer).
    • Gejala:
      1. buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh;
      2. di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam.
    • Pengendalian: membuang buah yang sakit, pasca panen yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.
  4. Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman)
    • Gejala: jamur menyerang akar sehingga tumbuhan tumbuh kerdil, daun tidak segar, kadang kala layu terutama siang hari.
  5. Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator).
    • Gejala: penggalan yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis ibarat tepung, bunga akan mengering dan gugur.
    • Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.
  6. Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)
    • Gejala: Daun berbercak lingkaran telur hingga bersudut tidak teratur, berwarna ungu tua.
    • Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP.
  7. Bercak daun
    • Penyebab :
      1. Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae,
        • Gejala: bercak kecil ungu bau tanah pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yang akan bermetamorfosis putih;
      2. Pestalotiopsis disseminata,
        • Gejala: bercak lingkaran pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi penggalan tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun gampang gugur;
      3. Rhizoctonia solani,
        • Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun.
        • Pengendalian kimia dengan fungisida materi aktif tembaga ibarat Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21.
  8. Busuk daun (Phomopsis obscurans).
    • Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka ibarat abjad V.
    • Pengendalian: dengan Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP.
  9. Layu vertisillium (Verticillium dahliae)
    • Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu dan tumbuhan mati.
    • Pengendalian: melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
  10. Virus
    • Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau.
    • Gejala: terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tumbuhan kerdil.
    • Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tumbuhan terserang, menyemprot pestisida untuk mengendalikan serangga pembawa virus. Pencegahan hama dan penyakit umumnya sanggup dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup), menanam bibit yang sehat, memperlihatkan pupuk sesuai proposal sehingga tumbuhan tumbuh sehat, melaksanakan pergiliran tumbuhan dengan tumbuhan bukan keluarga Rosaceae dan memangkas penggalan tanaman/mencabut tumbuhan yang sakit. Membudidayakan stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase biasanya sanggup menurunkan serangan.
7. PANEN
Tanaman asal stolon dan anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan sesudah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tumbuhan berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan pembuahan sanggup berlangsung selama 2 tahun tanpa henti.

7.1. Ciri dan Umur Panen

  • Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.
  • Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.
  • Buah berumur 2 ahad semenjak pembungaan atau 10 hari sesudah awal pembentukan buah.

7.2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan menggunting penggalan tangkai bunga dengan kelopaknya. Panen dilakukan dua kali seminggu.

7.3. Perkiraan Produksi
Produktivitas tumbuhan stroberi tergantung dari varietas dan teknik budidaya:

  • Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun.
  • Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun.
  • Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun.

Teknik budidaya stroberi dengan naungan UV memperlihatkan hasil 1-1,25 kg/tanaman/tahun.

8. PASCAPANEN BUAH STROBERI
  1. Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati supaya tidak memar, simpan di tempat teduh atau dibawa pribadi ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
  2. Penyortiran dan Penggolongan : Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah menurut pada varietas, warna, ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
    • Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna dan kematangan buah seragam.
    • Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi.
    • Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik.
  3. Pengemasan dan Penyimpanan : Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C.
9. STANDAR PRODUKSI BUAH STROBERI

9.1. Ruang Lingkup
Standard ini mencakup klasifikasi/penggolongan dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan cara pengemasan.

9.2. Klasifikasi dan Standar Mutu : Berdasarkan ukurannya, stroberi diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu:
  • Kelas AA: > 20 gram/buah
  • Kelas A : 11-20 gram/buah
  • Kelas B : 7-12 gram/buah
  • Kelas C1 : 7-8 gram/buah
  • Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa (manis-agak asam-asam), kemulusan kulit dan luka mekanis akhir benturan atau hama-penyakit.
9.3. Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah stroberi terdiri dari maksimum 1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 (satu) partai/lot.

  • Jumlah kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5, teladan pengambilan semua
  • Jumlah kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100, teladan pengambilan sekurang-kurangnya 5
  • Jumlah kemasan dalam partai/lot 101 s/d 300, teladan pengambilan sekurang-kurangnya 7
  • Jumlah kemasan dalam partai/lot 301 s/d 500, teladan pengambilan sekurang-kurangnya 9
  • Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000, teladan pengambilan sekurang-kurangnya 10

Petugas pengambil teladan harus orang yang memenuhi persyaratan yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu tubuh hukum.

9.4. Pengemasan
Buah stroberi segar disajikan dalam bentuk lepasan, dibungkus materi kertas, jaring plastik atau materi laian yang sesuai, kemudian dikemas dengan keranjang bambu atau kotak karton/kayu/bahan lain yang sesuai dengan atau tanpa penyangga, dengan berat higienis maksimum 10 kg. Pada penggalan luar kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain :

  • Produksi Indonesia.
  • Nama barang/kultivar.
  • Golongan ukuran.
  • Jenis mutu.
  • Nama Pprusahaan/eksportir.
  • Berat bersih/kotor.

Sumber : www.iptek.net.id
Demikian artikel budidaya buah stroberi, semoga memberi manfaat bagi kita semua.

 Artikel Lainnya:
 Budidaya Sawo

No comments:

Post a Comment