Tuesday, August 14, 2018

Cara Budidaya Anggrek Lengkap

Cara Budidaya Bunga Anggrek . Bagi anda yang ingin menanam tumbuhan anggrek berikut ini tekniknya yang mungkin sanggup menjadi pemanis tumpuan anda!!
 Bagi anda yang ingin menanam tumbuhan anggrek berikut ini tekniknya yang mungkin sanggup men Cara Budidaya Anggrek Lengkap


1. SEJARAH SINGKAT
Anggrek mrp tumbuhan bunga hias b’upa parasit yg bunganya indah. Anggrek  sdh  dikenal semenjak 200 tahun kemudian & semenjak 50 tahun t’akhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.
2. JENIS TANAMAN
Jenis anggrek yg t’dapat di Indonesia t’masuk jenis yg indah antara lain: Vanda tricolor t’dapat di Jawa Barat & di Kaliurang, Vanda hookeriana, b’warna ungu b’bintik-bintik b’asal dr Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yg b’asal dr Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yg b’asal dr Jawa Tengah. Tanaman anggrek dpt dibedakan b’dasarkan sifat hidupnya, yaitu:
  1. Anggrek Ephytis ialah jenis anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tdk merusak/merugikan yg ditumpangi. Alat yg digunakan utk melekat ialah akarnya, sedangkan akar yg fungsinya utk mencari kuliner ialah akar udara.
  2. Anggrek semi Ephytis ialah jenis anggrek yg melekat pada pohon/tanaman lain yg tdk merusak yg ditumpangi, hanya akar lekatnya juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk mencari kuliner utk b’kembang.
  3. Anggrek tanah/anggrek t’restris ialah jenis anggrek yg hidup di atas tanah.
3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat utama tumbuhan ini ialah sbg tumbuhan hias lantaran bunga anggrek memiliki keindahan, baunya yg khas. Selain itu anggrek b’manfaat sbg adonan ramuan obat-obatan, materi minyak wangi/minyak rambut.
4. SENTRA PENANAMAN
Sentra tumbuhan anggrek di Eropa ialah Inggris, sedangkan di Asia ialah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak t’dapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
  1. Angin tdk & curah hujan t’lalu b’pengaruh t’hadap pertumbuhan tumbuhan anggrek.
  2. Sinar matahari sgt dibutuhkan sekali bagi tumbuhan ini. Kebutuhan cahaya b’beda-beda t’gantung pada jenis tumbuhan anggrek.
  3. Suhu minimum utk pertumbuhan anggrek ialah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam b’ada di bawah 12,7 derajat C, maka kawasan t’sebut tdk dianjurkan utk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
  4. Tanaman anggrek tdk cocok dlm suasana berair t’us menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
5.2. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media utk tumbuhan anggrek, yaitu:
  1. Media utk anggrek Ephytis & Semi Ephytis t’diri dari:
    1. Serat Pakis yg tlah digodok.
    2. 2. Kulit kayu yg dibuang getahnya.
    3. Serabut kelapa yg tlah direndam air selama 2 minggu.
    4. Ijuk.
    5. Potongan batang pohon enau.
    6. Arang kayu .
    7. Pecahan genting/batu bata.
    8. Bahan-bahan dipotong berdasarkan ukuran besar tumbuhan & akarnya. utk anggrek Semi Epirit yg akarnya melekat pada media utk mencari makanan, perlu diberi kuliner pemanis spt kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
  2. Media utk anggrek t’restria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis & lainnya.
  3. Media utk anggrek semi t’restria : Bahan utk media anggrek ini perlu pecahan genteng yg agak besar, ditambah pupuk sangkar sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis & lainnya. Derajat keasaman air tanah yg digunakan ialah 5,2.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yg cocok bagi budidaya tumbuhan ini dpt dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan kawasan ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
    1. Dendrobium phalaenopsis
    2. Onchidium Papillo
    3. Phaphilopedillum Bellatum
  2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C & 15–21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
  3. Anggrek hirau taacuh (lebih dr 1500 m dpl) : Anggrek hirau taacuh jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari & 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
  1. Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yg baik, sehat & unggul memiliki beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat & indah.
  2. Penyebaran Biji : Bibit anggrek b’asal dr biji yg disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sbg b’ikut:
    1. Peralatan yg digunakan utk penyebaran biji harus b’sih.
    2. Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dlm 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dlm botol. Biji dimasukan dlm botol & digojog 10 menit. (biji anggrek yg semula kuning kecoklatan b’ubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang & diganti dengan aquades, digojog b’ulang kali (2–3 kali).
    3. Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yg tlah disterilkan dpt digunakan utk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus utk menghilangkan kuman. utk memasukan biji anggrek ke dlm botol digunakan pipet yg dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus hingga merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yg tlah t’buka kemudian diisi biji anggrek & diratakan keseluruh permukaan ganjal kuliner yg tlah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
  3. Teknik Penyemaian Benih :
    1. Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yg kosong b’warna putih & yg isi kuning coklat/warna lain.
    2. Mempersiapkan botol yg b’mulut lebar b’sih & tdk b’warna biar dpt meneruskan cahaya matahari yg dibutuhkan & gampang dilihat.
    3. Tutup botol dr kapas digulung-gulung hingga keras, ujung diikat tali utk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yg dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga biar bakteri/jamur tdk masuk sehingga tdk t’infeksi atau t’kontaminasi.
    4. Mempersiapkan lemari beling (ent-kas) yg b’sih dr bakteri/jamur dengan kain yg  sdh  dicelup formalin udara dlm lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan beling (ent-kas).
    5. Pembuatan sterilsasi ganjal kuliner & utk menciptakan ganjal kuliner anggrek biasanya digunakan resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
      1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
      2. KH2PO4 : 0,25 gram
      3. MgSO47H2O : 0,25 gram
      4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
      5. Saccharose : 20 gram
      6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
      7. MnSO4 : 0,0075 gram
      8. Agar-agar : 15–17,5 gram
      9. Aquadest : 1000 cc
§  Pembuatan ganjal kuliner diharapkan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dlm Autoclaf yg hingga 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat b’sih, dengan posisi miring, sehingga kuliner setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari ganjal hingga ke leher botol) & didiamkan selama 5–7 jam utk mengetahui sterilisasi yg sempurna.
                        Pemindahan Bibit : Setelah tumbuhan di dlm botol b’umur 9–12 bulan t’lihat besar, tumbuh akar. dlm tingkat ini bibit  sdh  dpt dipindahkan kedalam pot penyemaian yg b’diameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yg b’lubang. Siapkan pecahan genting, & akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya t’lepas satu sama lainnya. Sebelum digunakan t’lebih dulu dicuci b’sih & biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dlm ganjal kuliner selama 24 jam yg b’upa:
                        Urea atau ZA : 0,50 mg
                        DS, TS atau ES : 0,25 mg
                        Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
                        Air : 1000 cc
o    Alaternatif lain sbg ganjal makanan, dpt juga digunakan pupuk buatan adonan unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dpt juga digunakan pupuk sangkar yg tlah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk sangkar = 4:1. Selain itu dpt digunakan kulit Pinus yg di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yg tlah direndam dlm ganjal kuliner spt akar pakis selama 24 jam. utk isian pot ini dpt juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yg dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yg disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis t’sebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dlm pot dilakukan dengan mengeluarkan tumbuhan di botol dengan memasukkan air b’sih ke dlm botol. Dengan kawat b’sih b’ujung spt aksara U, tumbuhan dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tumbuhan dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air b’sih. Seedlings (semaian) ditanam dlm pot dengan rapat. Apabila di dlm botol  sdh  t’jadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dlm antibiotic (penicillin, streptomycin yg tlah lewat expirydatenya) 10 menit gres ditanam.
                        Pemindahan dr Pot Penyemaian : Setelah tumbuhan pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tumbuhan dipindahkan ke pot biasa yg b’diamater 4–6 cm, yg b’isi potongan genting/batu bata merah, kemudian b’i pakis/kulit pinus yg tlah direndam dlm ganjal kuliner hingga 1 cm di bawah tepi pot.
6.2. Pengolahan Media Tanam
Media tanam utk tumbuhan anggrek tanah dibedakan:
  1. Tanaman dlm pot (dengan diameter 7-30 cm t’gantung dr jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah & akarnya disebar merata dlm pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk sangkar yg tlah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dr pot.
  2. Media tanam dlm tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak t’buat dr kerikil bata merah panjang 2 m lebar 40 cm & tinggi kolam 2 lapis kerikil bata merah. Pembuatan kolam ini di atas tanah utk menghindari dr kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m & jarak antara pembantas dengan yg lain 3 cm. Tiang penahan dibentuk 4 buah yg ditancapkan ke dlm tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yg lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang t’sebut mrp suatu rangkaian.
6.3. Teknik Penanaman
Penanaman tumbuhan anggrek, diadaptasi dengan sifat hidup tumbuhan anggrek, yaitu:
  1. Anggrek Ephytis ialah anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tdk merusak/merugikan yg ditumpangi atau ditempelin. Alat yg digunakan utk melekat ialah akarnya, sedangkan akar yg fungsinya utk mencari kuliner ialah akar udara.
  2. Anggrek semi Ephytis ialah jenis anggrek yg melekat pada pohon/tanaman lain yg tdk merusak yg ditempel, hanya akar lekatnya juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk mencari kuliner utk b’kembang.
  3. Anggrek tanah/anggrek t’restris.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan & Penyulaman : Penjarangan & penyulaman dilakukan pada tempat yg diadaptasi dengan jenis anggrek, yg sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
  2. Penyiangan : utk tumbuhan anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dlm botol kemudian dipisahkan ke dlm pot-pot yg  sdh  disediakan sesuai jenis anggrek.
  3. Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yg diharapkan dlm jumlah besar yg meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. utk unsur mikro yaitu unsur yg dibutuhkan dlm jumlah yg sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro & unsur mikro dpt diambil dr udara atau dr tanah, b’upa gas atau air & garam-garam yg t’larut di dalamnya. Pemupukan pada tumbuhan anggrek dibagi dlm 3 tahapan, yaitu:
    1. Pemupukan utk bibit (seedlings) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan utk pembentukan pertumbuhan & perkembangan tanaman. Unsur N diambil dr pupuk ZA/urea, utk P digunakan pupuk ES; DS; TS, & K dr Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yg mengandung N, P, K:
      1. Urea : 0,6 gram utk 1 liter air
      2. ES : 0,3 gram utk 1 liter air
      3. ZK : 0,1 gram utk 1 liter air
    2. Pemupukan utk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yg sama banyak disini tdk memerlukan pemanis pupuk, maka dpt dususun sendiri pupuk yg mengandung N, P, K dengan cara contohnya :
      1. Urea : 0,3 gram utk 1 liter air
      2. DS : 0,3 gram utk 1 liter air
      3. K2SO4 : 0,3 gram utk 1 liter air
    3. Pemupukan utk ukuran b’bunga (flowerings-size) : Tanaman yg  sdh  b’bunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik proteksi pupuk buatan adalah:
      1. Dalam bentuk padat/powder yg dilakukan dengan menaburkan secara hati-hati, jangan t’sangkut pada daun/batangnya yg mengakibatkan daun/batang tadi dpt t’bakar.
      2. Disiramkan, yg mana anggrek dpt menyerap air & garam-garam yg t’larut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
      3. Penyemprotan, cara ini sgt baik apabila t’jadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.Pupuk sangkar yg sering digunakan ialah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam & lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk sangkar selain mengandung b’macam-macam unsur yg dibutuhkan oleh tumbuhan juga sgt membantu dlm penyimpanan air, apalagi pada ekspresi dominan kemarau. Keburukan dr pupuk sangkar ini ialah di dlm kotoran banyak bateri yg mengandung jamur. utk itu dianjurkan disangan lebih dahulu utk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tumbuhan lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
  4. Pengairan & Penyiraman : Sumber air utk penyiraman tumbuhan anggrek dpt b’asal dari:
    1. Air Ledeng, baik utk menyiram lantaran jernih & steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam contohnya HCl. PH yg baik sekitar 5,6-6.
    2. Air sumur, baik utk menyiram lantaran banyak mengandung mineral dr tanah yg sgt dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di kawasan kapur harus diperhatikan pHnya.
    3. Air hujan, yg ditampung didalam tong-tong/bak sgt baik utk menyiraman.
    4. Air kali/air selokan, tetapi kita tdk tahu niscaya apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yg bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dr sudut isi kuliner mungkin cukup baik. Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek ialah mengetahui sifat-sifat dr isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air utk menyiram. Adapun macam isian pot & sifat diuraikan sbg b’kut:
      1. Pecahan genting/pecahan kerikil merah, yg mana gampang menguapkan air & sifat anggrek yg tdk begitu bahagia dengan air sehingga tdk gampang utk lumutan. utk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak & utk siraman lebih sedikit.
      2. Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik utk digunakan di kawasan panas lantaran menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di kawasan hirau taacuh tdk menguntungkan lantaran gampang busuk.
      3. Remukan akar pakis yg hitam, keras & gres tdk gampang utk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yg coklat & lunak lebih gampang menyerap & menahan air.
      4. Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali utk perembesan air, gampang t’jadi penguapan. Jika potongannya besar, perembesan kecil & jikalau potongan kecil perembesan air lebih banyak. Bagi tumbuhan yg  sdh  besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali ekspresi dominan hujan & 1-3 hari sekali pada ekspresi dominan hujan.
  5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tumbuhan anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tumbuhan anggrek t’serang hama perlu dilakukan b’ulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu t’tentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida & takaran yg digunakan utk hama antara lain:
    1. Orthene 75 SP takaran 5-10 gram/10 liter air utk ulat pemakan daun
    2. Bayrusil 250 EC takaran 2 cc/liter air utk ulat pemakan daun
    3. Malathion takaran 3 gram/liter air utk ulat, kumbang, kutu
    4. Kelthane takaran 2 gram/liter air, utk kutu.
    5. Metadeks takaran dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air
    6. Falidol E.605 takaran dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air. utk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
      1. Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
      2. Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dlm larutan t’sebut selama beberapa waktu & diulang satu ahad sekali.
7. HAMA & PENYAKIT
7.1. Hama
  1. Tungau/kutu perisai
    • Gejala: melekat pada pelepah daun; b’warna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan b’upa b’cak hitam & merusak daun.
    • Pengendalian: digosok dengan kapas & air sabun; apabila serangan  sdh  parah, harus disemprot oleh insektisida dengan takaran 2 cc/liter.
  2. Semut
    • Gejala: merusak akar & tunas muda yg disebabkan oleh cendawan.
    • Pengendalian: pot direndam dlm air & ciptakan lingkungan b’sih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
  3. Belelang
    • Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka b’gerigi tak b’aturan. utk jenis belalang b’ukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
    • Pengendalian: segera semprotkan insektisida yg b’sifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa eksklusif dimusnahkan/dibunuh.
  4. Trips
    • Gejala: melekat pada buku-buku batang & daun muda; menimbulkan b’cak abu-abu dipermukaan daun & merusak bunga hingga bentuk bunga tdk menarik.
    • Pengendalian: secara periodik & t’atur pot anggrek disemprot insektisida.
  5. Kutu babi
    • Gejala: kerusakan yg ditimbulkan spt akhir semut; tapi tdk menyerang tunas daun.
    • Pengendalian: perendaman dpt mengusir kutu babi dr pot anggrek.
  6. Keong
    • Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
    • Pengendalian: dlm jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu menggunakan insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
  7. Red Spinder
    • Gejala: b’cak putih di serpihan bawah daun; permukaan atas menjadi kuning & usang kelamaan daun mati.
    • Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip kemudian dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan materi aktif diazinon, dicofol.
  8. Kumbang
    • Gejala: yg t’serang akan b’lubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya b’upa lubang di tengah batang & tdk nampak dr luar; Larvanya yg menetas dr telur merusak daun anggrek.
    • Pengendalian: menyemprotkan tumbuhan yg diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; b’sihkan pot dr kepompong & telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot gres & media tanam yg gres pula.
  9. Ulat daun
    • Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yg sedang mekar.
    • Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dpt dibunuh dengan tangan; bila banyak dpt menggunakan insektisida sistemik; tumbuhan yg tlah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tumbuhan yg masih sehat.
  10. Kepik
    • Gejala: menghisap cairan daun tumbuhan anggrek, sehingga mengakibatkan bintik putih/kuning; tumbuhan yg diserang usang kelamaan akan gundul & tdk b’hijau daun lagi.
    • Pengendalian: semprotkan insektisida yg sama spt utk membasmi serangga lainnya, spt ulat, kumbang & trips.
  11. Kutu tudung
    • Gejala: daun menjadi kuning, tdk sehat, kemudian b’warna coklat & mati.
    • Pengendalian: spt halnya membasmi ulat kumbang & trips.
7.2. Penyakit
  1. Penyakit buluk :
    • Sering t’dapat di dlm media tanam, kultur spora cendawan ini t’bawa oleh biji anggrek lantaran tutup botol tdk steril.
    • Gejala: biji anggrek tdk bisa b’kecambah & persemaian dlm botol akan gagal; kecambah yg tlah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
    • Pengendalian: pada awal serangan media biar dikeluarkan dr botol, kemudian botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek t’lanjur besar, segera dikeluarkan dr botol & dicuci dengan fungisida kemudian kecambah ditanam dlm pot.
  2. Penyakit rebah kecambah :
    • Merupakan penyakit anggrek selama masih dlm persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air.
    • Gejala: semula b’upa b’cak kecil bening pada permukaan daun, kemudian melebar, menulari ke atas hingga pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk & mati.
    • Pengendalian: bibit yg sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar hingga musnah. Pot & kumpulan kecambah dikeringkan & disemprot dengan fungisida.
  3. Penyakit b’cak coklat
    • Kecambah jenis Phalae-nopsis sgt peka t’hadap basil ini, t’utama pada cuaca sgt lembab. Infeksi melalui daun berair atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yg sakit pada daun sehat dpt menularkan penyakit ini.
    • Gejala: b’cak kecil bening pada pucuk daun. dlm beberapa hari dpt meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak & mati. Penyakit ini sgt ganas, lantaran mematikan & cepat menular.
    • Pengendalian: sgt sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yg parah, tdk ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
  4. Penyakit b’cak hitam
    • Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar & alat yg tdk sterill
    • Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada serpihan tumbuhan yg t’serang. Mulai dr daun ke atas hingga ke tunas & ke bawah hingga ujung akar. Tanaman t’lambat tumbuh, kerdil & mengakibatkan kematian.
    • Pengendalian: serpihan yg t’serang dipotong & dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
  5. Penyakit busuk akar
    • Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
    • Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma & umbi batang, daun & umbi batang menguning, b’keriput, tipis & bengkok, tumbuhan kerdil & tdk sehat.
    • Pengendalian: semua serpihan tumbuhan yg sakit dipotong & dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
  6. Penyakit layu
    • Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.
    • Gejala: seolah-olah serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma t’dapat garis-garis, atau bundar b’warna ungu. Pada serangan b’at, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tumbuhan sgt tdk sehat.
    • Pengendalian: serpihan yg t’serang dibuang kemudian bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yg masih segar & b’sih. Usahakan t’dapat pedoman udara yg lancar di sekitar tanaman.
  7. Penyakit busuk
    • Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
    • Gejala: t’dapat bintil-bintil kecil b’warna coklat pada serpihan tumbuhan yg t’kena penyakit.
    • Pengendalian: serpihan tumbuhan yg sakit dipotong & dibuang. Media tumbuhan & seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
  8. Penyakit b’cak coklat
    • Gejala: b’cak coklat pada permukaan daun, kemudian menyebar keseluruh serpihan tanaman.
    • Pengendalian: membuang semua serpihan yg sakit, kemudian semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
  9. Penyakit busuk lunak
    • Penyebab: basil Erwinia Cartovora.
    • Gejala: daun & akar membusuk serta b’bau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma & umbi batang, penyebarannya agak lambat.
    • Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, serpihan yg sakit dipotong & dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tumbuhan disemprot dengan formalin 4 %.
  10. Penyakit b’cak b’cincin
    • Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
    • Gejala: timbul bundar atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
    • Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang serpihan tumbuhan yg sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
  11. Penyakit Cymbidium
    • Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.
    • Gejala: semula b’upa b’cak kekuningan kemudian muncul jaringan mati b’bintik, b’garis atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, b’cak tadi b’warna coklat atau hitam cekung. Kadang ada tanda-tanda janjkematian jaringan di tengah daun yg dilingkari jaringan normal. Daun bau tanah banyak sekali mengatakan adanya bintik jaringan yg mati.
    • Pengendalian: hanya b’sifat pencegahan yaitu membuang serpihan tumbuhan yg sakit, serta mensterilkan segala alat yg dipakai.
  12. Penyakit busuk hitam
    • Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.
    • Gejala: muncul warna kehitaman
      pada pangkal daun, kemudian melunak & busuk, karenanya daun mati.
    • Pengendalian: semprotkan fungisida spt Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. utk yg b’bentuk tepung gunakan takaran 2 gram/2 liter air.
8. PANEN
8.1. Ciri & Umur Tanaman b’bunga
Umur tumbuhan anggrek b’bunga, t’gantung jenisnya. Umumnya tumbuhan angrek sampaumur b’bunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yg dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
8.2. Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dr pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yg b’sih.
8.3. Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yg  sdh  sampaumur & sehabis 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan b’dasarkan seruan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dpt dipanen dlm bentuk:
  1. Tanaman muda utk bibit
  2. Tanaman sampaumur utk tumbuhan hias
  3. Bunga potong
Tanaman muda utk bibit biasa dijual dlm bentuk pot kecil, sedangkan tumbuhan sampaumur biasanya tanaman  sdh  b’bunga. utk bunga potong dipilih tangkai yg kuntumnya paling banyak  sdh  mekar (kuncup t’sisa 1–3 kuntum).
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Bunga dipilih yg bagus, tdk kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan b’dasarkan tingkat kesejukan atau ukuran bunga dengan maksud utk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yg cantik tdk turun harganya.
9.3. Penyimpanan
Penyimpanan b’tujuan utk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
  1. Bunga gres saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
  2. Bunga yg tlah dipanen tdk segera dijual atau diangkut.
  3. Bunga mengalami perjalanan sebelum hingga ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan biar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dlm larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan materi pengawet t’sebut antara lain:
  1. Larutan seven up dengan kadar 30 %.
  2. 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  3. 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  4. Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan utk bunga yg dikirim jauh ialah dengan merendam tangkainya dlm larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dlm kantong plastik & kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau isimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.
9.4. Pengemasan & Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan & pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
  1. Setiap sepuluh tangkai dibungkus serpihan pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran diadaptasi t’gantung panjang tangkai.
  2. Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm & lebar 4 cm.
  3. Pembungkus bunga & pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
  4. Bungkusan-bungkusan bunga disusun b’silang di dlm kotak karton yg b’lubang hingga cukup padat.
  5. Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya bunga anggrek Dendrobium dengan luas lahan 1,25 m x 12 m; utk satu pohon/pot dpt menghasilkan bunga sebanyak 2–3 tangkai bunga dimana anggrek dlm pot mulai b’bunga pada umur 3-5 bulan & menjadi bunga potong pada umur 6–7 bulan dengan masa panen optimal 4 kali. Pada panen ke 2 s.d. ke 4 di atas umur 8 bulan; dlm satu tangkai bunga t’dapat 10-15 kuntum bunga. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di kawasan Bogor. Harga 1 kuntum bunga mencapai harga Rp. 750,- hingga Rp. 1000,-.
  1. Biaya produksi
    1. Bibit
      • Bibit: 8 botol @ Rp. 40.000,- Rp. 320.000,-
      • Akar pakis: 5 ikat (42 lempeng /ikat) Rp. 75.000,-
    2. Perlengkapan
      • Arang: 80 kg @ Rp. 1.250,- Rp. 100.000,-
      • Pot ukuran 15 cm: 400 bh @ Rp. 750,- Rp. 4.500.000,-
      • Gandasil: 2 pak @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
      • Kerangka: 1 unit bambu Rp. 150.000,-
    3. Pupuk
§  Furadan Rp. 20.000,-
§  Azodrin: 1 botol Rp. 12.500,-
§  Pupuk Urea: 5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 10.000,-
§  NPK: 2,5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 5.000,-
o    Jumlah biaya produksi Rp. 5.207.000,-
                        Pendapatan: 3 tangkai x 10 kuntum x 400 pot x Rp.750,- Rp. 9.000.000,-
                        Keuntungan Rp. 3.793.000,-
                        Parameter kelayakan perjuangan : 1. Rasio output/input = 1,73
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Dalam perjuangan anggrek ini sgt visibel & modal akan kembali dlm waktu kurang lebih 8 bulan semenjak penaman & apabila penjualan dimulai dr semenjak dlm botol, maka akan dpt mengurangi biaya operasional. Selain dr segi biaya modal, kebutuhan bunga potong dlm negeri per tahun utk b’bagai jenis anggrek diperkirakan sekitar 5 juta tangkai. Jumlah t’sebut diluar adanya seruan akan kebutuhan komoditi ekspor.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar mencakup klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan & pengemasan.
11.2. Diskripsi
Standar mutu bunga angrek potong ini di Indonesia t’cantum dlm SNI 01–3171– 1992.
11.3. Klasifikasi & Standar Mutu
Bunga angrek potongan antara lain t’diri dr 3 jenis “Arathera James Storie” yg digolongkan dlm empat jenis mutu, “Arachin Maggie Oie” & “Oncidium Golden Shower” yg masing-masing digolongkan dlm tiga jenis mutu.
  1. a) Aranthera James Storie
    1. Panjang tangkai: mutu I=75 cm; mutu II=67,5 cm; mutu III=60 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
    2. Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=6; mutu III=6; cara uji dengan organoleptik.
    3. Minimum jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji dengan organoleptik.
    4. Minimum jumlah cabang: mutu I=3; mutu II=2; mutu III=1 ; cara uji dengan organoleptik.
    5. Susunan bunga dlm tangkai: mutu I=lengkap; mutu II=lengkap; mutu III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.
    6. Bunga rusak lantaran serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji organoleptik.
  2. Arachnis Maggie Oei
    1. Panjang tangkai: mutu I=60 cm; mutu II=42,5 cm; mutu III=32,5 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
    2. Minimum jumlah bunga: mutu I=8; mutu II=8; mutu III=8; cara uji dengan organoleptik.
    3. Minimum. jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji dengan organoleptik.
    4. Susunan bunga dlm tangkai: mutu I=lengkap; mutu II=lengkap; mutu III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.
    5. Bunga rusak lantaran serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji organoleptik.
  3. Onchidium Goldian Varientas Golden Shower
    1. Panjang tangkai: mutu I=67,5 cm; mutu II=60 cm; mutu III=35 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
    2. Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=7; mutu III=7; cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.
    3. Minimum jumlah kuncup: mutu I=5; mutu II=5; mutu III=5; cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.
    4. Minimum jumlah cabang: mutu I=9; mutu II=7; mutu III=27; cara uji dengan organoleptik.
11.4. Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dr jumlah kemasan t’kecil dlm lot & teladan dengan rincian sbg b’ikut:
  1. Contoh yg diambil 1, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot = 1 – 3.
  2. Contoh yg diambil 3, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot = 4 – 25.
  3. Contoh yg diambil 6, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot = 26 – 50.
  4. Contoh yg diambil 8, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot = 51 – 100.
  5. Contoh yg diambil 10, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot = 101 – 150.
  6. Contoh yg diambil 12, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot = 151 – 200.
  7. Contoh yg diambil 15, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot = 201 – lebih.
Sedangkan utk petugas pengambil teladan ialah orang yg tlah b’pengalaman/dilatih lebih dahulu & memiliki ikatan dlm suatu tubuh hukum.
11.5. Pengemasan
1) Cara pengemasan
Pangkal tangkai bunga angrek potongan dimasukan ke dlm tube b’isi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dlm kantong plastik b’isi cairan pengawet kemudian dikemas dlm kotak karton/kemasan lain yg sesuai.
2) Pemberian merek
Pada serpihan luar kemasan diberi tulisan:
  1. Nama barang/varietas anggrek.
  2. Jenis mutu.
  3. Nama atau isyarat produsen/eksportir.
  4. Jumlah isi.
  5. Negara/tempat tujuan.
  6. Produksi Indonesia.
12. DAFTAR PUSTAKA
  1. Osman, Fiyanti, Indah Prasasti (1989) Anggrek Dendrobium, Jakarta Penebar Swadaya IKAPI 219 hal.
  2. Tim Red. Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong Penebar Swadaya 34 hal.
  3. Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M. Nurcahyo, Penerbar Swadaya 1993
  4. Budidaya Tanaman Anggrek – Departemen Pertanian 1987, 63 hal.
  5. Merawat Anggrek , Sutarni M. Soeryowinoto, Penerbit Yayasan Kanisius, 87 hal.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

Artikel lainnnya:

No comments:

Post a Comment