Friday, August 24, 2018

Budidaya Ikan Mujair

Budidaya Ikan Mujair - Ikan mujair memiliki toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi sesudah sampaumur percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang sanggup dicapai ikan mujair ialah 40 cm.

Budidaya Ikan Mujair


 Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar Budidaya Ikan Mujair

SENTRA PERIKANAN IKAN MUJAIR

Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.

JENIS  IKAN MUJAIR

Klasifikasi ikan mujair ialah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis mossambicus

Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain: mujair biasa, mujair merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.(JENIS  IKAN MUJAIR)

MANFAAT IKAN MUJAIR

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

PERSYARATAN LOKASI IKAN MUJAIR
  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan ialah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut sanggup menahan massa air yang besar
    dan tidak bocor sehingga sanggup dibentuk pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Ikan mujair sanggup tumbuh normal, jikalau lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak terkotori bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  5. Ikan mujair sanggup berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air damai 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m 3 .
  6. Keasaman air (pH) yang baik ialah antara 7-8. 
  7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.(PERSYARATAN LOKASI IKAN MUJAIR)
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA IKAN MUJAIR
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Kolam
      Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam perjuangan budidaya ikan mujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain:
      1. Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
        Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m². Adapun syarat kolam pemijahan ialah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
      2. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
        Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada ketika benih ikan berukuran 3-5 cm.
      3. Kolam pembesaran
        Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini dibutuhkan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
        • Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan menggunakan kolam semen, alasannya ialah benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau pribadi dijual kepada pera petani.
        • Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam sanggup berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga sanggup dipakai dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. 
        • Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
      4. Kolam/tempat pemberokan
        Merupakan tempat pencucian ikan sebelum dipasarkan
    2. Peralatan
      Alat-alat yang biasa dipakai dalam perjuangan pembenihan ikan mujair diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, bejana banyak sekali ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang dipakai untuk memanen/menangkap ikan mujair antara lain ialah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
      menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
      yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang kala untuk penangkapan benih, ayakan
      penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
      menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu ahad keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
    3. Persiapan Media
      Yang dimaksud dengan persiapan ialah melaksanakan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan ialah pengeringan kolam selama beberapa hari, kemudian dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing- masing dengan takaran 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan takaran 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
  2. Pembibitan
    Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
    1. Pemilihan Induk
      Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul ialah sebagai berikut:
      1. Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
      2. Pertumbuhannya sangat cepat.
      3. Sangat responsif terhadap masakan buatan yang diberikan.
      4. Resisten terhadap serangan hama, benalu dan penyakit.
      5. Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
      6. Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.
        Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina ialah sebagai berikut:
        1. Betina
          • Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
          • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
          • Warna perut lebih putih.
          • Warna dagu putih.
          • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
        2. Jantan
        • Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
        • Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
        • Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
        • Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
        • Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
    2. Sistim Pembibitan
      Pembibitan ikan mujair sanggup dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
      1. Sistim satu kolam
        Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan dilakukan setiap 2 ahad sekali.
      2. Sistim dua kolam
        Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam
        pendederan ialah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya biar anutan air cukup deras mengalir dari
        kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan berangasan biar hanya belum dewasa ikan saja yang dapat
        lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
      3. Sistim platform
        Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu kolam pertama sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan. Kolam
        kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar tubuh induk betina sehingga hanya induk betina yang sanggup lolos ke kolam kedua ini. Kolam ketiga merupakan temapt pelepasan larva dan temapat yang ke empat ialah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama. 
    3. Pembenihan
      Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu dilakukan ialah penyiapan media pemeliharaan ibarat pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm. Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan masakan embel-embel dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini dipakai dalam perjuangan budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi masakan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan takaran 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemijahan akan terjadi sesudah induk jantan menciptakan lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada ketika tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan menetas sesudah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27°C. Setelah sekitar 2 ahad semenjak penetasan, induk betina gres melepaskan anak-anaknya, alasannya ialah sudah bisa mencari masakan sendiri. 
    4. Pemeliharaan Bibit
      Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan sesudah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan
      yang sudah siap mendapatkan anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan
      dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pertolongan pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Jumlah penebaran dalam kolam pendederan tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, lantaran pada ukuran tersebut benih ikan sudah sanggup dibedakan yang berjenis kelamin jantan atau betina.
  3. Pemeliharaan Pembesaran
    Pemeliharaan pembesaran sanggup dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
    1. Polikultur
      1. ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
      2. ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
    2. Monokultur
      Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk
      jantan dan betina. Pembesaran ikan mujair pun sanggup pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m hingga 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa sanggup diubahsuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan sanggup dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum dipakai petak sawah diperdalam dahulu biar sanggup menampung air sedalam 50-60 cm, dibentuk parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
      1. Pemupukan
        Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan masakan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa dipakai ialah pupuk sangkar atau pupuk hijau dengan takaran 50–700 gram/m²
      2. Pemberian Pakan
        Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan masakan embel-embel dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini dipakai dalam perjuangan budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi masakan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan takaran 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan takaran atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu diberi masakan embel-embel berupa hancuran pellet atau remah dengan takaran 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari. 
      3. Pemeliharaan Kolam/Tambak
        Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang dihentikan terabaikan ialah menjaga kondisi perairan biar kualitas air cukup stabil dan higienis serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun. (PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA IKAN MUJAIR).
HAMA DAN PENYAKIT IKAN MUJAIR
  1. Hama
    1. Bebeasan (Notonecta)
      Berbahaya bagi benih lantaran sengatannya. 
      Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
    2. Ucrit (Larva cybister)
      Menjepit tubuh ikan dengan taringnya hingga robek. 
      Pengendalian: sulit diberantas; hindari materi organik menumpuk di sekitar kolam.
    3. Kodok
      Makan telur telur ikan. 
      Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
    4. Ular
      Menyerang benih dan ikan kecil.
      Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
    5. Lingsang
      Memakan ikan pada malam hari.
      Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
    6. Burung
      Memakan benih yang berwarna menyala ibarat merah, kuning.
      Pengendalian: diberi penghalang bambu biar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
  2. Penyakit
    Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk sanggup mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:
    1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap akhir panen.
    2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
    3. Hindari penebaran ikan secara hiperbola melebihi kapasitas.
    4. Sistem pemasukan air yang ideal ialah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
    5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
    6. Penanganan ketika panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
    7. Binatang ibarat burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.(HAMA DAN PENYAKIT IKAN MUJAIR).
PANEN IKAN MUJAIR

Pemanenan ikan mujair sanggup dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.
  1. Panen sebagian atau panen selektif
    Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari undangan konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka tanggapan jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
  2. Panen total
    Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibentuk seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari ketika keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.(PANEN IKAN MUJAIR).
 Artikel Lainnya:
 Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami
 Budidaya Tanaman Palem.

No comments:

Post a Comment